Rabu, Januari 09, 2008

Tausyiah

Aktivis Bertopeng !!!

’’Ikhwah, Apakah selama ini kita sekedar numpang nikmat hidup dibawah naungan tarbiyah, numpang keren bersama ikhwan dan akhwat fillah, numpang beken dan populer dijalan dakwah, numpaang aman cari prestise dan posisi di dalamnya, atau numpang maisyah sama aisyah……?’’
Layaknya sebuah perjalanan kereta dengan gerbong yang besar dan panjang. Mungkin isinya tidak sekedar penumpang tanpa karcis, mereka yang sekedar menumpang, pedagang asongan, pengemis bahkan pencopet. Begitu pula dakwah ini. Ketika keterbukaan menjadi pilihan, konsekuensi logis harus menjadi pertimbangan. Saat era jamahiriyah digemakan. Mau tidak mau dakwah harus menerima berbagai macam profil manusia yang ada di masyarakat.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kemudian dakwah memposisikan mereka semua sesuai kapasitasnya masing masing ? Dakwah adalah sebuah perjalanan panjang. Ia memiliki arah dan tujuan yang harus ditempuh. Boleh jadi umur generasi tidak mencukupi kesempatan memperoleh tujuan tadi. Sehingga dakwah menjadi warisan antar generasi. Dalam dakwah ada mereka yang yakin akan sampai pada tujuan sehingga mampu bersabar. Ada juga yang keyakinannya kecil tapi masih setia. Ada mereka yang tidak tahu kemana yang penting ikut saja. Ada pula mereka yang tetap di dalam tetapi mulai iseng, tidak mengikuti aturan. Ada juga mereka yang ingin bermain main dengan waktu, sehingga keluar sebentar untuk melihat dunia luar. Ada pula mereka yang berlagak mengikuti perjalanan, tapi bermaksud mengacaukan, selalu mengkritik bahkan menarik orang lain untuk keluar.
Begitulah, disaat peluit perjalanan dibunyikan, kereta dakwah melaju dengan gerbong gerbong besar dan panjang. Didalamnya boleh jadi kita menemukan berbagai jenis penumpang. Bagi mereka yang menjadi pelopor keberangkatan, mereka adalah penumpang kelas satu. Mereka yang pertama kali mengajak orang untuk bergabung kepada perjalanan dakwah. More…Ada pula “ para penumpang gelap “ perjalanan dakwah. Mereka ikut dalam perjalanan dakwah, ada di gerbong gerbong besar dan panjang ini, tapi mereka bukanlah penempuh perjalanan sejati. Setidaknya ada beberapa karakter mereka yang harus kita waspadai.
Pertama mereka yang duduk duduk saja dan orang orang yang bersamanya. Merekalah yang tidak menemukan kebahagiaan aktifitas dakwah. Mereka tidak mengerti seberapa besar kenikmatan beriman dan berjihad. Mereka banyak mementingkan “status” dakwah sebagai tameng, seolah olah mereka adalah orang yang alim lagi shalih
Kedua, mencampur adukkan antara amal shaleh dengan keburukan. Inilah kelompok penumpang yang jatuh pada percampuran berbahaya. Salah satu kakinya menapak di bumi dakwah, sedangkan kakinya yang lain menginjak pada hal yang berbau maksiat, cita cita duniawi dan impian yang panjang. Mereka hadir dalam tarbiyah dan menjadi bagian pembinaan. Namun mereka justru lebih banyak melelahkan para morabi dan membebani dengan beban yang berat.
Sejak hari ini, mari membuka diri. Menghisab kelemahan diri. Menyempurnakan amanah yang diberikan. Berputar dalam dakwah dengan layak Dan menggolongkan diri kedalam kafilah mulia dengan hanya membawa karakter positif kita. Cukupkanlah jumlah orang-orang yang menyamar dalam kebaikan, menutupi kelemahan dan kekurangannya dengan amal yang palsu. Mengganggap mampu menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal sesungguhnya menipu diri sendiri.
Ingatlah sesungguhnya pintu Rahmat Allah seluas apa yang mampu kita bayangkan. Dan kasih sayang Allah sebesar apa yang kita harapkan..Agar kita tidak larut dalam ketinggalan masa mengejar keutamaan. Dan Allah berkenan menggabungkan kita dalam rahmat dan anugerah_Nya.
Dengan itulah kita berharap dakwah kita, pada setiap saat yang ada, senantiasa dinaungi, diiringi dan dilimpahkan berkah. Berkah bagi kita, berkah bagi objek dakwah kita, berkah bagi kehidupan sekitar kita, serta berkah bagi seluruh alam semesta. Semoga Allah berkenan memberikan kesadaran yang menghidupkan bagi kita semua. Jadi kita tidak menambah daftar ikhwan akhwat yang nyamar dalam dakwah.
By: “ HUMAS & MEDIA ‘78
“solid, amanah, pasdihati “

Tidak ada komentar: